TikTok jelaskan alasan pada balik penangguhan banyak konten pengguna

DKI Jakarta – Direktur Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan menjelaskan alasan di tempat balik penangguhan (take down) sebagian konten yang mana diunggah oleh pengguna dan juga langkah yang dimaksud harus dilaksanakan ketika konten yang disebutkan ditangguhkan dari sistem TikTok.

 
"Kalau konten di tempat take down (dihapus), jangan secara langsung panik dan juga dengan segera dihapus akibat TikTok menyadari ini sebagai platform bisa saja salah," kata Communications Director TikTok Indonesia Anggini Setiawan ketika ditemui di acara pertemuan media di area kawasan Menteng, Ibukota Indonesia Pusat, Kamis.
 
Dia menambahkan, "Artinya, kami menyediakan layanan banding, tapi tidak ada akan bisa saja diproses kalau videonya dihapus duluan".
 
Anggini menjelaskan bahwa TikTok selalu mencoba meningkatkan pelayanan merek agar pengguna dapat menggunakan TikTok dengan nyaman.

 

Oleh lantaran itu, TikTok menggunakan sistem moderasi konten dengan bantuan Teknologi AI (kecerdasan buatan) untuk memantau mana konten yang tersebut tak melanggar panduan komunitas TikTok, mana konten yang harus ditangguhkan.

Dalam kebijakan pemanfaatan TikTok, wadah yang dimaksud sudah membagikan peraturan yang harus dipatuhi pengguna, salah satunya dilarang memuat konten pornografi, SARA, ujaran kebencian, kemudian tendensi negatif lainnya.

 
"Cukup berat ya kalau mau memoderasi konten, jadi kita menggunakan bantuan mesin yang digunakan dilatih untuk meninjau visual, gestur, audio," kata Anggini.

Sayangnya, penyelenggaraan mesin atau Kecerdasan Buatan itu terkadang menangguhkan konten-konten yang sebenarnya bukan melanggar peraturan komunitas TikTok.

Anggini juga menyatakan bahwa beberapa kesalahan di penangguhan konten sanggup cuma terjadi, sehingga pengguna diharapkan dapat memanfaatkan layanan banding apabila merasa konten mereka aman juga tidaklah melanggar ketentuan.

 
"Tapi mesin tiada sanggup berpikir juga menangkap konteks atau narasi, itu belum tentu benar-benar dilihat secara langsung (oleh) TikTok," sambungnya.
 
Lebih lanjut, penangguhan konten video akan berbeda antara satu pengguna kemudian pengguna lainnya. Setelah Artificial Intelligence melakukan penangguhan konten, TikTok akan menyaring kembali konten yang dimaksud (selama pengguna memohon banding kemudian tidaklah menghapus kontem videonya).
 
Nantinya, TikTok akan menilai apakah konten yang ditangguhkan yang disebutkan murni kesalahan dari Artificial Intelligence atau benar-benar perlu untuk ditangguhkan. Jika konten yang tersebut ditangguhkan merupakan kesalahan dari AI, maka TikTok akan meninggal kembali konten tersebut.
 
"Pahami bahwa moderasi kami ada elemen mesinnya, tapi kami menganggap pekerjaan kami sangat serius," kata Anggini.
 
"Kalau kami yang tersebut ternyata salah membacanya, maka kontennya akan naik kembali," kata Anggini mengakhiri perbincangan.

Scroll to Top